Tak selebar daun kelor
Sesempit itu dunia diumpamakan
Belumlah lekang dalam kenang ketika perpisahan itu datang
Kotor bercelana kolor
Bertanding bola di lumpur hujan
Tahun cuma urutan tangan
Penjumlahan hitungan jaman
Jaman pula kembali mempertemukan
Simpang jalan tepat dahulu dipisahkan
Bukan kebetulan bahwasanya suratan
Dalam rentang rambatan masa
Waktu sedemikian menempa
Engkau kini bersih berseri berjubah suci
belum pun kudapat sirat hakikat
Wangi kopi sejenak heningkan semarak
"Wedang galak bikin mata terbelalak" ucapmu terbahak
Peristiwa silam menapaktilas rekam jejak alur ceritera
Bukan kebanggaan untuk pengalaman
Senja hampir jelang
Sebentar akan berpulang
Dan malam bukan kuis tebak-tebakan
Akankah gelap tertutup awan atau bermandi sinar rembulan
Kita masih di beranda
Menatap senja
Sesempit itu dunia diumpamakan
Belumlah lekang dalam kenang ketika perpisahan itu datang
Kotor bercelana kolor
Bertanding bola di lumpur hujan
Tahun cuma urutan tangan
Penjumlahan hitungan jaman
Jaman pula kembali mempertemukan
Simpang jalan tepat dahulu dipisahkan
Bukan kebetulan bahwasanya suratan
Dalam rentang rambatan masa
Waktu sedemikian menempa
Engkau kini bersih berseri berjubah suci
belum pun kudapat sirat hakikat
Wangi kopi sejenak heningkan semarak
"Wedang galak bikin mata terbelalak" ucapmu terbahak
Peristiwa silam menapaktilas rekam jejak alur ceritera
Bukan kebanggaan untuk pengalaman
Senja hampir jelang
Sebentar akan berpulang
Dan malam bukan kuis tebak-tebakan
Akankah gelap tertutup awan atau bermandi sinar rembulan
Kita masih di beranda
Menatap senja
Post a Comment