Top Menu

Search This Blog

Sarung






Sarung. Hmm,, apa ya kira-kira kata yang tepat untuk menjelaskannya? Semua orang juga sudah tahu apa itu sarung. Yaitu kain yang dijahit di kedua ujungnya hingga berbentuk menyerupai kurungan.. Adapun bahan dari kain sarung bermacam-macam : ada yang terbuat dari katun, sutera, dan dari bahan- bahan lainnya. Sarung umumnya bermotif sederhana (kotak-kotak) dengan padu padan warna tertentu. Namun ada pula yang bermotif batik, garis-garis.
Sarung sudah menjadi budaya  dari jaman dahulu kala. Masyarakat jawa, bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan daerah-daerah lainnya di Indonesia memiliki sarung. Bahkan dari catatan sejarah yang saya baca, konon katanya sarung mula-mula berasal dari Yaman, kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Cara menggunakan sarung pun sangat mudah, cukup dibebatkan pada pada bagian pinggang hingga menutupi tubuh bagian bawah. Tapi ada satu fungsi lain yang tidak banyak orang ketahui, saya akan bagikan sekedar sebagai cerita. Alkisah saat saya masih kecil, saya suka sekali ciblon (mandi) di sungai yang airnya tenang dan dalam. Yapp,, betul sekali kalau kamu mau bilang kedung. Kain sarung itu diikat di bagian ujungnya untuk menjaring angin saat kita terjun sehingga berbentuk seperti balon, jadi kita bisa bernafas di dalamnya sambil berenang kesana kemari. Tetapi karena bahannya tidak kedap, lama kelamaan anginnya habis. Dan kita bisa memulainya lagi dari awal. Kalau kamu tidak pernah mengalaminya, berarti masa kecilmu kurang bahagia.
Namun dalam pandangan masyarakat dewasa ini, sarung identik dengan santri. Seseorang yang terbiasa mengenakan sarung akan dianggap lebih religius dibandingkan dengan orang yang memakai celana biasa. Padahal tidak demikian. Penggunaan sarung sangat luas, dari untuk santai sampai acara resmi seperti upacara adat.

Seperti malam ini, saya juga memakai sarung buat mpridong (berselimut). Jadi, apakah saya bisa dikatakan santri dengan sarung ini?

Post a Comment



Copyright © Umah Lugu. Designed by OddThemes