menilik dari rasanya, kue itu sedikit asam dan disajikan dengan air gula, namun ada pula yang menyertakan parutan kelapa dalam penyajiannya.
karena ke-khasa-annya itulah maka kehadirannya selalu ditunggu-tunggu disetiap bulan ramadhan, apabila tidak ada cukit rasanya seperti tidak afdol. seolah ada sesuatu yang hilang didalamnya. maka dari itu warga galuh timur khususnya selalu menyempatkan diri menyajikan kue tersebut bersama nasi kotak (warga di sini menyebutnya takir) sebagai makanan penutup ketika selesai shalat tarawih di masjid atau mushala masing-masing.
Post a Comment