Artikel mewakili para papah-papah gedang yang ditujukan untuk para
mamah-mamah muda yang menganggap “uangmu adalah uangku, uangku adalah uangku”.
Untuk nyonyah-nyonyah tua, saya anggap saja sudah paham dan mengerti.
Diriwayatkan oleh sebuah hadits, “seorang suami itu milik
ibunya, dan seorang istri itu milik suaminya”. Bayangkan,, begitu tingginya
islam menempatkan kedudukkan seorang ibu, beliau masih berhak atas anak
lelakinya meskipun anak tersebut sudah berumah tangga. Bakti anak lelaki tidak
berhenti, ia masih harus menyantuni orang tuanya di samping sebagai kepala
rumah tangganya sendiri, tulang punggung keluarganya. Sedangkan seorang istri,
ia tinggal mengabdi seutuhnya kepada suaminya. Memangnya istri tidak boleh?
tentu saja boleh, malah itu nilai tambah, asalkan atas seizin dari sang suami
tentunya.
Seperti yang diceritakan dalam sebuah kisah, tentang seorang istri
yang enggan meninggalkan rumahnya meskipun orang tuanya sedang sakit keras,
bahkan ketika orang tuanya meninggal kemudian, ia tetap tidak mau meninggalkan
rumahnya karena teringat pesan suaminya yang tidak memperbolehkannya
meninggalkan rumah. Kemudian nabi bersabda “ orang tua itu masuk surga, karena
mempunyai anak yang berbakti kepada suami”. Mungkin ini terkesan “klise” untuk
jaman sekarang yang sudah terkontaminasi micin. Namun begitulah,
batapa islam begitu indah menata tatanan kehidupan ini dengan sangat fair,
adil, secara cermat dan seksama.
Jadi buat mamah-mamah muda, jangan marah ya, jika penghasilan
suaminya disisihkan untuk ibunya. Pada saatnya juga akan mendapatkan hak yang
sama dari anak laki-lakinya kelak.
{tidak punya anak laki-laki? Tenang,, saya punya solusi jitu untuk
itu, tapi diem-diem ya? “nanti papah gedang bikinin” *bisik-bisik. Opssss…
Eh si nenek-nenek nyeletuk… “saya juga mas…”
“maaf ya, nek? enggak bisa. Nenek udah kelewat menopause}
*becanda
Intinya, tak perlu risau jika pun tidak mempunyai anak lelaki,
tinggal mengabdi penuh kepada suami, insya allah kelak akan dipersatukan di
surga. Amiin..
Post a Comment